Ekologi ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk idup lain serta dengan benda mati di dalam lingkungannya disebut ekologi. Ekologi berasal dari 2 kata yunani, oikos artinya rumah atau tempat tinggal dan logos artinya ilmu.
Komponen-komponen yang menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu komponen abiotik (benda tak hidup) dan komponen biotic (mahluk hidup).
a. Komponen Abiotik
1. Udara
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen, oksigen, karbondioksida, dan gas lainnya. Gas nitrogen sebagai penyusun terbanyak.
Unsure nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk membentuk protein dan pesenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung.
Oksigen merupakan gas pembakar dalam prose’s pernapasan (respirasi) yang terjadi di dalam sel dalam menghasilkan energi.
Karbondioksida sangat diperlukan tumbuhan untuk prose’s fotosintesis.
2. Air
sekitar 80-90% tubuh mahluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sei, mencegah sei dari kekeringan, sebagai bahan dalam prose’s fotosintesis, dan sebagai media hidup berbagai mahluk hidup.
3. Mineral
mineral diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut di dalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk menyusun tubuh. Selain itu mineral-mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa tubuh dan mengatur fungsi faal tubuh.
4. Cahaya
cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis. Tampa cahaya matahari tumbuhan tidak dapat hidup dan selanjutnya mahluk hidup yang lain tidak dapat hidup, karena tidak mendapatkan makanan. Oleh karena itu matahari dapat dikatakan sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.
5. Suhu
Mahluk hidup rata-rata dapat hidup dalam kisaran suhu 0 – 40 derajat C. hanya mahluk hidup tertentu yang dapat hidup di bawah suhu 0 derajat C atau diatas 40 derajat C.
b. Komponen Biotik
1. Produser
Semua organisme berhijau daun tergolong produser. Produser meliputi organisme bersel satu, tumbuhan lumut, dan tumbuhn biji. Karena memiliki klorofil, organisme produser ini dapat mengubah zat anorganik menjadi zat organic melalu prose’s fotosintesis.
2. Konsumer
Mahluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organic sendiri disebut hidup sebagai heterotof atau dikatakan sebagai konsumer.
Diantara komsumer terdapat beberapa tingkatan , yaitu herbivor atau konsumen I sebagai pemakan tumbuhan, konsumen II sebagai pemakan konsumaen I, konsumen III sebagai pemakan konsumen II, dan seterusnya.
3. Pengurai
Pengurai atau decomposer adalah mikroorganisme yang berperan sebagai menguraikan tubuh mahluk hidup lain yang telah mati atau sampah. Mahluk hidup yang tergolong pengurai adalah jamur dan bakteri.
4. Detritivor
Sisa-sisa tumbuhsn dan hewan dapat berup serpihan-serpihan kecil yang disebut detritus. Hewan-hewan pemakan detritus disebut detritivor. Di dalam ekosistem terdapat juga hewan kelompok lain, yaitu scavanger, yaitu hewan pemakan bangkai.
2. Interaksi Antar Komponen dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem terjadi interaksi antar semua komponen baik secara lagsung maupun tidak langsung. Tidak ada satu komponen ekosistem yang dapat berdiri sendiri. Interaksi antar individu yang satu dengan yang lain dalam spesies yang sama dalam suatu ekosistem membentuk populasi. Interaksi antar individu di dalam spesies ini di kenal sebagai interaksi intraspesifik.
Interaksi antar populasi dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan kata lain, komunitas terbentuk sebagai akibat adanya interaksi antar komponen biotic dalam suatu ekosistem.
Daur Biogeokimia
Molekul yang singgah di tubuh kita mungkin akan menjadi tubuh hewan pada masa depan. Zat karbon, air, nitrogen, belerang, dan zat-zat lainnya yang diperlukan mahluk hidup secara terus menerus di daur lang dalam ekosistem. Daur Biogeokimia itu diperlukan untuk kelestarian mahluk hidup dan ekosistem.
Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati
Segala sesuatu yang diperlukan oleh mahluk hidup disebut Sumber Daya Alam. Contohnya energi, air, udara, mineral, mahluk hidup, ruang, dan waktu. Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup. Untuk memenuhinya manusia mengambilnya dari lingkungannya.
Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, SDA yang dapat dibedakan menjadi SDA terpulihkan, SDA tak terpulihkan, dan SDA yang tidak habis.
1. SDA yang terpulihkan atau dapat diperbaharui, adalah SDA yang dapat diproduksi secara berkesinambungan seperti tumbuhan, hewan, dan bahan sintetik.
2. SDA yang tak terpulihkan adalah SDA yang tidak dapat diproduksi, seperti bijih logam, gas bumi, batubara, dan minyak bumi.
3. Sda yang tak habis adalah SDA yang selalu tersedia sepanjang masa seperti matahari, energi pasang surut, udara, dan air dalam siklus hidrologi.
Meskipun sumber daya alam hayati tergolong sumber daya alam yang dapat diperbahari namun jika pemamfaatannya kurang bijaksana, akan terjadi kepunahan. Oleh karena itu, jumlah yang dimamfaatkan tidak boleh melebihi jumlah individu baru yang dihasilkan.
Lingkungan dan Pencemaran
Manusia, di samping mengambil sumber daya alam yang berlebihan dengan merusak lingkungan, juga melakukan aktivitas yang berdampak negatif terhadap lingkungan antara lain, menimbulkan pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, maupun suara.
Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting yang tinggi. Keseimbangan ini ditentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan energi yang digunakan, seimbang antara bahan makanan yang terbentuk dengan yang digunakan, seimbang antara factor abiotik dan biotic.
a. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Sistem lingkungan itu memiliki daya lenting, yaitu daya atau kemampuan untuk pulih dari kerusakan. Daya lenting itu tergantung pada tingkat kerusakan.
Di samping lingkungan itu memiliki daya lentig, juga memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk menjaga kehidupan di dalamnya agar mahluk hidup dapat hidup dan tumbuh secara wajar.
b. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan oleh manusia dengan memamfaatkan teknologi. Misalnya suatu areal dapat mendukung hanya 500 ekor sapi, daya dukung ini dapat di tingkatkan menjadi 750 ekor, misalnyadengan pemupukan dan pemberian air agar rumput tumbuh lebih subur.
Kerusakan lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan. Bahan pencemar tersebar melelui jarring-jaring makanan dan siklus biogeokimia yang melintas wilayah Negara dan benua.
BERBAGI ILMU
Minggu, 23 Januari 2011
Pemegang Kepentingan Utama Dalam Bisnis
Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itumenanggung akibat karena bisnis tersebut, karenanya mereka mempunyai kepentingan di dalamnya. Mereka dapat disebut pemegang kepentingan utama (stakeholders) atau orangyang mempunyai kepentingan dalam bisnis. Lima jenis pemegang kepentingan yang terlibat dalam bisnis:
Pemilik
Karyawan
Kreditor
Pemasok
Pelanggan
2.1.1 Pemilik
Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide dari seseorang atau lebih mengenai barang atau jasa yang di sebut wiraswasta (entrepreneurs). Yang mengorganisasikan, mengelola, dan mengasumsikan risiko yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis. Seorang wiraswasta yang menciptakan bisnis pada mulanya menjalankan sebagai pemilik tunggal. Namun demikian, selama bisnis tumbuh mungkin memerlukan tambahan dana lebih daripada yang dapat disediakan oleh pemilik tunggal. Sebagai konsekuensi pemilik tunggal akan memperbolehkan orang lain menanamkan modal ke dalam perusahaanya dan menjadi pemilik bersama.
2.1.2 Kreditor
Perusahaan yang memerlukan dana meminjam dari institusi keuangan atau individu yang disebut kreditor yang memberikan pinjaman. Kreditor meminjamkan dana kepada perusahaan bila mereka percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya dikemudian hari.
2.1.3 Karyawan
Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan. Karyawan yang bertanggung jawab mengelola tugas yang diberikan kepada karyawan lain dan membuat keputusan penting perusahaan disrbut manajer. Kinerja perusahaan sangat tergantung pada keputusan yang dibuat para manajernya. Keputusan yang bagus dapat membuat perusahaan menjadi sukses. Tetapi keputusan yang kurang bagus dapat membuat perusahaan gagal.
2.1.4 Tujuan- tujuan manajer
Tujuan manajer suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Pemaksimalan nilai perusahaan adalah tujuan yang jelas untuk banyak bisnis kecil ketika pemilik sekaligus menjadi manajer. Ketika suatu perusahaan menjual sahamnya , sebagian besar pemegang saham tidak bekerja untuk perusahaan.
2.1.5 Pemasok
Perusahaan biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan produksinya. Oleh karena itu, kinerjanya sebagian tergantung kepada kemampuan dari pemasoknya dalam mengantarkan bahan baku tepat pada waktunya.
2.1.6 Pelanggan
Perusahaan tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik pelanggan , perusahaan harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan harga yang pantas. Perusahaan juga harus meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan cukup berkualitas sehingga pelanggan puas.
Evaluasi
Setiap orang yang melakukan kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Sering kali pula, orang yang melakukan kegiatan tersebut, berkeinginan mengetahui basiswa baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran , maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi hasil balajar dan evaluasi pembelajaran sekaligus. Disisi lain, evaluasi juga merupakan salah satu ko0mponen sistem penbelajaran/ pendidikan. (Mudjiono,2002;190)
2.1 Keterkaitan Tes, Pengukuran Dan Evaluasi
Tes, Pengukuran dan evaluasi merupakan kata majemuk yang sulit dipisahkan , sehingga penggunaanya sering dicampuradukan.Ketiganya mempunyai hubungan erat, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan.Proses belajar mengajar tanpa evaluasi adalah identik dengan sayur asam tanpa rasa asam.Dengan kata lain evaluasi dalam proses pembelajaran adalah tes berikut pengukuranya,yang tidak dapat dipisahkan dalam evaluasi.(Nurhasan,2000;2)
2.2 Kedudukan Evaluasi dalam Pendidikan
Proses pendidikan merupakan pemanusiaan manusia, dimana didalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadapkan manusia. Agar terbentuk manusioa yang berbudaya dan beradab, maka diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaba. Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya. Untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap masukan. Dengan adanya kepastian tentang karakteristik dan keunikan siswa, akan memudahkan dalam menentukan rancangan program dan proses pembudayaan dan pemberadaban siswa yang menjadi masukan. Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya transformasi. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan dipengaruhi dan ditentukan oleh pekerjanya komponen unsur yang ada didalam lembaga pendidikan. Unsur-unsur transfomasi dalam proses pendidikan meliputi:
1. Pedidik dan Personalnya
2. Isi Pendidikan
3. Teknik
4. Sistem Evalaluasi
5. Sarana Pendidikan, dan
6. Sistem Administrasi (Mudjiono,2002;193)
Untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas transforamsi dalam proses pendidikan perlu diadakan evaluasi terhadap bekerjanya unsur-unsur transformasi. Evaluasi merupakan bagian yang terpenting dalam pendidikan, terutama kaitannya dengan proses belajar-mengajar untuk mengukur keberhasilan belajar. Evaluasi merupakan sarana untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan dan proses pengembangan ilmu sesuan dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi mempunyai hubungan timbal balik antara tujuan pendidikan dan proses belajar mengajar yang satu sama lain menunjukan ikatan rantai yang tidak mungkin dapat diputuskan. Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan proses pendidikan.Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integratif, artinya setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.Seperti diketahui juga bahwa mengadakan kegiatan evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses pendidikan, selama proses pendidikan, dan berakhir pada satu tahap proses pendidikan.(Mudjiono,2002;193)
2.3 Tujuan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dalam hubungan dengan tujuan pendidikan yaitu untuk:
a. Mengetahui status siswa, agar diketahui status siswa saat tertentu berada apakah memperoleh kemajuan atau tidak dalam mengikuti pembelajaran, hasil evaluasi guru yang bias menjawabnya.
b. Mengadakan seleksi, hasil evaluasi untuk memilih anggota regu atau pemain-pemain yang dapat mewakili sekolah atau lembaganya dalam suatu lomba atau pertandingan.
c. Mengetahui prestasi siswa, agar diketahui prestasi hasil belajar atau pengetahian yang dicapai siswa, guru haruslah mengadakan evaluasi.
d. Mengetahui kelemahan dan kesulitan siswa, atas dasar hasil evaluasi yang dilakukan guru, maka akan diketahui latar belakang siswa yang mengalami kelemahan dan kesulitan belajar.
e. Mengadakan pengelompokan, soswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang homogeny agar memudahkan dalam pelaksanaan proses belajar.
f. Memberi motivasi siswa, dengan diketahui hasil belajar yang dicapai dan sikap siswa akan menjadi pendorong terhadap siswa itu untuk belajaratau nerlatih lebih giat.
g. Penempatan siswa, hasil evaluasi siswa bertujuan untuk menempatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang tepatsesuai dengan jurusan atau program spesialisasi sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
h. Memberikan data pada pihak tertentu, maksudnya dengan data itu sekolah atau lembaga pendidika dapat melaporkan hasil belajar siswa kepada orang tua murid dan juga masyaraat yang memerlukan keterangan.(Sukardjo dan Nurhasan,1992;2)
2.4 Kegunaan Evaluasi Pendidikan.
Kegunaan evaluasi dalam pendidikan yaitu:
a. Keputusan pengajaran, barangkali adalah keputusan yang terbaik bila para guru trampil mengevaluasi dirinya dan para siswa. Guru-guru harus engerti tentang peserta didika mereka secara baik, cara mengajar, kelebihan dan kelemahan bila diformulasikan pada tujuan.
b. Keputusan hasil belajar, evaluasi hasil belajar dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang naik tidaknya siswa dan lulus tudaknya seorang siswa pada akhir program.
c. Diagnosis dan usaha perbaikan, setelah diketahui latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru akan dapat membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.
d. Keputusan kurikulum, data yang obyektif dan relevan terhadap tujuan kurikulum merupakan sumber yang obyektif dalam melakukan evaluasi kurikulum tersebut.
e. Evaluasi kelembagaan, berdasarkan data yang obyektif maka hasil evaluasi kelembagaan memungkinkan diambil keputusan tentang peningkatan atau penurunan kewenangan lembaga tersebut. (Sukardjo dan Nurhasan,1992;3)
2.1 Keterkaitan Tes, Pengukuran Dan Evaluasi
Tes, Pengukuran dan evaluasi merupakan kata majemuk yang sulit dipisahkan , sehingga penggunaanya sering dicampuradukan.Ketiganya mempunyai hubungan erat, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan.Proses belajar mengajar tanpa evaluasi adalah identik dengan sayur asam tanpa rasa asam.Dengan kata lain evaluasi dalam proses pembelajaran adalah tes berikut pengukuranya,yang tidak dapat dipisahkan dalam evaluasi.(Nurhasan,2000;2)
2.2 Kedudukan Evaluasi dalam Pendidikan
Proses pendidikan merupakan pemanusiaan manusia, dimana didalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadapkan manusia. Agar terbentuk manusioa yang berbudaya dan beradab, maka diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaba. Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya. Untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap masukan. Dengan adanya kepastian tentang karakteristik dan keunikan siswa, akan memudahkan dalam menentukan rancangan program dan proses pembudayaan dan pemberadaban siswa yang menjadi masukan. Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya transformasi. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan dipengaruhi dan ditentukan oleh pekerjanya komponen unsur yang ada didalam lembaga pendidikan. Unsur-unsur transfomasi dalam proses pendidikan meliputi:
1. Pedidik dan Personalnya
2. Isi Pendidikan
3. Teknik
4. Sistem Evalaluasi
5. Sarana Pendidikan, dan
6. Sistem Administrasi (Mudjiono,2002;193)
Untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas transforamsi dalam proses pendidikan perlu diadakan evaluasi terhadap bekerjanya unsur-unsur transformasi. Evaluasi merupakan bagian yang terpenting dalam pendidikan, terutama kaitannya dengan proses belajar-mengajar untuk mengukur keberhasilan belajar. Evaluasi merupakan sarana untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan dan proses pengembangan ilmu sesuan dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi mempunyai hubungan timbal balik antara tujuan pendidikan dan proses belajar mengajar yang satu sama lain menunjukan ikatan rantai yang tidak mungkin dapat diputuskan. Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan proses pendidikan.Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integratif, artinya setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.Seperti diketahui juga bahwa mengadakan kegiatan evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses pendidikan, selama proses pendidikan, dan berakhir pada satu tahap proses pendidikan.(Mudjiono,2002;193)
2.3 Tujuan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dalam hubungan dengan tujuan pendidikan yaitu untuk:
a. Mengetahui status siswa, agar diketahui status siswa saat tertentu berada apakah memperoleh kemajuan atau tidak dalam mengikuti pembelajaran, hasil evaluasi guru yang bias menjawabnya.
b. Mengadakan seleksi, hasil evaluasi untuk memilih anggota regu atau pemain-pemain yang dapat mewakili sekolah atau lembaganya dalam suatu lomba atau pertandingan.
c. Mengetahui prestasi siswa, agar diketahui prestasi hasil belajar atau pengetahian yang dicapai siswa, guru haruslah mengadakan evaluasi.
d. Mengetahui kelemahan dan kesulitan siswa, atas dasar hasil evaluasi yang dilakukan guru, maka akan diketahui latar belakang siswa yang mengalami kelemahan dan kesulitan belajar.
e. Mengadakan pengelompokan, soswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang homogeny agar memudahkan dalam pelaksanaan proses belajar.
f. Memberi motivasi siswa, dengan diketahui hasil belajar yang dicapai dan sikap siswa akan menjadi pendorong terhadap siswa itu untuk belajaratau nerlatih lebih giat.
g. Penempatan siswa, hasil evaluasi siswa bertujuan untuk menempatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang tepatsesuai dengan jurusan atau program spesialisasi sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
h. Memberikan data pada pihak tertentu, maksudnya dengan data itu sekolah atau lembaga pendidika dapat melaporkan hasil belajar siswa kepada orang tua murid dan juga masyaraat yang memerlukan keterangan.(Sukardjo dan Nurhasan,1992;2)
2.4 Kegunaan Evaluasi Pendidikan.
Kegunaan evaluasi dalam pendidikan yaitu:
a. Keputusan pengajaran, barangkali adalah keputusan yang terbaik bila para guru trampil mengevaluasi dirinya dan para siswa. Guru-guru harus engerti tentang peserta didika mereka secara baik, cara mengajar, kelebihan dan kelemahan bila diformulasikan pada tujuan.
b. Keputusan hasil belajar, evaluasi hasil belajar dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang naik tidaknya siswa dan lulus tudaknya seorang siswa pada akhir program.
c. Diagnosis dan usaha perbaikan, setelah diketahui latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru akan dapat membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.
d. Keputusan kurikulum, data yang obyektif dan relevan terhadap tujuan kurikulum merupakan sumber yang obyektif dalam melakukan evaluasi kurikulum tersebut.
e. Evaluasi kelembagaan, berdasarkan data yang obyektif maka hasil evaluasi kelembagaan memungkinkan diambil keputusan tentang peningkatan atau penurunan kewenangan lembaga tersebut. (Sukardjo dan Nurhasan,1992;3)
KESEHATAN MENTAL
Kesehatan merupakan suatu tolak ukur kemajuan jasmani dan rohani. Di jaman era globalisasi sekarang ini yang tentunya di ikuti dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sector kehidupan manusia, begitu pula permasalahanya juga semakin meningkat yang terkait dengan kesehatan masyarakat
Di dalam kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat sekarang ini,gangguan jiwa dan penyakit jiwa adalah akibat dari tidak mampunya orang menghadapi kesukaran – kesukarannya dengan wajar,atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.
2.1 PENYESUAIAN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL
Sebelum membicarakan gangguan dan penyakit jiwa, sebaiknya lebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu, dan cara – cara menyesuaikan diri yang dilakukan secara tak sadar. faktor – faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain;
a. Frustasi (tekanan perasaan)
b. Konflik (tekanan batin)
c. Kecemasan
2.1.1 Frustasi (tekanan mental)
Frustasi suatu proses yang menyebabkam orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keninginannya. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai yang diinginkannya itu. Anak kecilppun sudah mulai dihadapkan kepada berbagai kebiasaan yang diharuskan oleh orang tuanya. Misalknya makan, tidur, bermain, buang air dan sebagainya harus pada waktu dan tempat tertentu. Semakin besar si anak, semakin banyak pula faktor-faktor frustasi yang dialaminya.
Orang yang sehat mentalnya akan menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima frustasi itu buat sementara, sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkannya mencapai keinginan itu. Tetapi jika orang tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara yang wajar, maka ia akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara lainnya, tanpa mengindahkan orang dan keadaan sekitar(misalnya dengan kekerasan). Atau ia berusaha mencari kepuasaan dalam khayalan(lamunan). Dan apabila rasa tertekan itu sangat berat sehingga tidak bisa diatasinya, maka mungkin akan mengakibatkan gangguan atau penyakit jiwa pada orang tersebut.
Jadi frustasi itu adalah disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap situasi. Tanggapan itu dipengaruhi oleh kepercayaan kepada diri sendiri dan kepercayaan kepada lingkungan.
Kepercayaan kepada diri itu timbul apabila setiap rintangan atau halangan dapat dihadapi dengan sukses. sukses yang dicapai itu akan membawa kepada kegembiraan, dan kegembiraan akan menumbuhkan kepercayaan kepada diri.
Tapi sebaliknya orang yang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya, akan merasa kecil hati dan kecewa, sehingga lama-kelamaan akan berkurang kepercayaan dalam dirinya. Dengan demikian kepercayaan kepada diri sendiri itu ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Sukses dan suasana yang menggembirakan akan menambah kepercayaan kepada diri dan akan mempengaruhi pula kemungkinan sukses di masa-masa yang akan datang.
Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi-frustasi ringan tidak akan terasa sama sekali. tapi sebaliknya, orang yang kurang kepada dirinya akan sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan. Apabila situasi lingkungan dapat member kepuasan dan menjamin tercapainya keinginan-keinginannya, maka akan timbulah kepercayaan terhadap lingkungan itu dan selanjutnya merasa optimis dan sengan kepada lingkungan tersebut. Tapi apabila faktor-faktor ligkungan itu sering menghambat dan menekan keinginan, maka akan berkuranglah kepercayaan terhadap lingkungan ersebut dan selanjutnya akan dirasakan bahwa lingkungan itu tidak member kepuasan, bahkan sebaliknya mengecewakan.
2.1.2 Konflik (pertentangan batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. konflik itu dapat dibagi kepada beberapa macam, yaitu:
Pertama; Pertentangan antara dua ahli yang diingini, tapi tidak mungkil diambil keduanya.
Kedua; Pertentangan antara dua hal, yang pertama diingini. Konflik terjadi apabila terdapat dua macam keinginan yang bertentangan satu sama lain atau dua hal yang saling menghalangi antara satu dengan ang lainya.
Ketiga; Pertentangan antara dua hal yang tidak diingini yaitu orang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.
2.1.3 Kecemasan (anxiety)
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yangbercampur baur, yang terjadi ketika orangsebang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).Kecemasan itu mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam dan sebagainya. Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan penyakit jiwa, dan ada bermacam-macam pula .
Pertama; Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya.
Kedua; Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dlam beberapa bentuk.
Ketiga; Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Bermacam-macam cara yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tertekan, pertentangan batin dan kecemasan itu. Perasaan-perasaan seperti itu sangat mengurangi rasa bahagia sehingga kadang-kadang orang terdorong melakukan sesuatu untuk menghilangkan perasaan yang tidak enak itu. Cara yang terbaik untuk menghilangkan ketegangan batin ialah dngan jalan menghilangkan sebab-sebabnya. Tapi tidak semua orang sanggup mengatasinya dengan cara tersebut, dan mencari jalan lain yang kurang sehat yaitu berupa usaha-usaha yag tidak disadari.
Cara tersebut antara lain:
1. Pembelaan
Usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhny tidak masu akal, dinamakan pembelaan.
2. Proyeksi
Adalah menimpakan sesuatu yang tersa dalam dirinya kepada orang lain, terutama tindakan, pikiran, atau dorongan-dorongan yang tidak masuk akal sehingga dapat diterima dan kelihatanya masuk akal.
3. Identifikasi
Adalah kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut merasakan sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai oleh orang lain.
4. Hilang Hubungan (disassosiasi)
Seharunya perbuatan, pikiran dan persaan orang berhubungan satu sama lain. Apabila orang merasa bahwa ada seseorang yang dengan sengaja menyinggung perasaanya, maka ia akan marah dan menghadapinya dengan balasan yang sama. dalam hal ini perasaan, pikiran dan tindakan adalah saling berhubungan dengan harmonis. Akan tetapi keharmonisan itu mungkin hilang akibat pengalaman-pengalaman yang dilalui waktu kecil.
5. Reprensi
Adalah tekanan untuk melupakan hal-hal dan keinginan-keinginan yang tidak disetujui oelh hati nuraninya.
6. Substitusi
Adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesukaran.
“Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan melalui TP.Permaian Olahraga Rekreatif dan Sport Outbound”
Dalam pelaksanaannya, kegiatan olahraga rekreatif dan sport outbound yang notabene dilakukan di alam terbuka dapat digunakan sebagai wahana pendidikan atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah, maka kita akan menjadi tahu akan banyak hal yang bermanfaat bagi hidup ini tidak hanya menyangkut diri sendiri tapi lingkungan sekitar.
Maka dari itu untuk realisasi olahraga rekreatif dan sport outbound maka dibuatlah perlombaan dengan judul “Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan melalui TP.Permaian Olahraga Rekreatif dan Sport Outbound”.
1. Jenis Kegiatan
“Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan melalui TP. Permaian Olahraga Rekreatif dan Sport Outbound”. Adapun perlombaan Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan ini dibagi kedalam 5 Zona, yaitu;
a. Zona I : Lari bolak-balik sebanyak 5 kali.
b. Zona II : Passing atas bola tangan sebnyak 5 kali.
c. Zona III : Passing samping bola tangan sebnyak 5 kali.
d. Zona IV : Melakukan shotting sebnyak 5 kali.
2. Sarana dan Prasarana
a. Sarana : Peluit dan Bola.
b. Prasarana : Lapangan
3. Peserta
a. Di bagi menjadi 2 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 orang atau lebih. (jumlah dalam 1 kelompok bisa disesuaikan dengan banyaknya peserta)
b. Dapat dimainkan oleh laki-laki atau perempuan.
4. Peraturan permainan.
a. Tiap kelompok terdiri dari 6 orang atau lebih (jumlah dalam 1 kelompok bisa disesuaikan dengan banyaknya peserta).
b. Satu pemain dari kelompok tersebut harus berada di belakang gawang zona terakhir, agar bisa melakukan pergantian pemain.
c. Setiap peserta dalam kelompok harus melewati rintangan dengan baik sesuai dengan zona yang sudah ditentukan.
Zona yang harus dilalui antara lain:
e. Apabila Peserta pertama sudah sampai di ujung rintangan dan menyelesaikan permaian, pemain tersebut tos dengan pemain yang ada dibelakang gawang dan bergantian berada dibelakang gawang tersebut sambil menunggu tos dari peserta berikut nya.
f. Pada pos terakhir (pos 4) yaitu melakukan shotting sebnyak 5 x.
g. Peseta harus melakukan tos untuk pergantian pemain.
5. Jalannya permainan.
a. Peserta di bagi menjadi 2 barisan sesuai dengan jumlah lapangan, kemudian di pagi lagi menjadi 4 kelompok, 2 kelompok pertama main dan 2 kelompok lagi sebagai sporter.
b. Permaian ini dilakukan berkelompok yang saling bekerja sama, setiap kelompok terdiri dari 6 orang atau lebih.
c. Setiap peserta harus melewati zona-zona rintangan yang sudah ditentukan untuk mencapai ujung rintangan dan saling bergantian dengan teman satu tim, peserta yang terakhir harus berlari ke garis start dengan membawa bendera. (yang pertama selesai dinyatakan sebagai pemenang).
d. Dalam melewati zona-zona rintangan yang sudah ditentukan harus melewatinya dengan baik dan benar.
e. Setelah selesai melewati rintangan peserta melakukan tos dengan satu peserta yang berada di belakang gawang.
f. Peserta yang di belakang gawang, berlari dengan membawa bola dan menaruh nya di zona yang pertama. Dan langsung berlari ke belakang barisan.
6. Penentuan pemenang
Penentuan pemenang dalam permaian ini yaitu kelompok yang paling cepat menyelesaikan permainan dengan pemain terakhir membawa bendera dari belakang gawang ke garis start.
Maka dari itu untuk realisasi olahraga rekreatif dan sport outbound maka dibuatlah perlombaan dengan judul “Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan melalui TP.Permaian Olahraga Rekreatif dan Sport Outbound”.
1. Jenis Kegiatan
“Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan melalui TP. Permaian Olahraga Rekreatif dan Sport Outbound”. Adapun perlombaan Peningkatan Penguasaan tehnik Passing dan shotting dalam olahraga bola tangan ini dibagi kedalam 5 Zona, yaitu;
a. Zona I : Lari bolak-balik sebanyak 5 kali.
b. Zona II : Passing atas bola tangan sebnyak 5 kali.
c. Zona III : Passing samping bola tangan sebnyak 5 kali.
d. Zona IV : Melakukan shotting sebnyak 5 kali.
2. Sarana dan Prasarana
a. Sarana : Peluit dan Bola.
b. Prasarana : Lapangan
3. Peserta
a. Di bagi menjadi 2 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 orang atau lebih. (jumlah dalam 1 kelompok bisa disesuaikan dengan banyaknya peserta)
b. Dapat dimainkan oleh laki-laki atau perempuan.
4. Peraturan permainan.
a. Tiap kelompok terdiri dari 6 orang atau lebih (jumlah dalam 1 kelompok bisa disesuaikan dengan banyaknya peserta).
b. Satu pemain dari kelompok tersebut harus berada di belakang gawang zona terakhir, agar bisa melakukan pergantian pemain.
c. Setiap peserta dalam kelompok harus melewati rintangan dengan baik sesuai dengan zona yang sudah ditentukan.
Zona yang harus dilalui antara lain:
- Zona I : Lari bolak-balik sebanyak 5 kali.
- Zona II : Passing atas bola tangan sebnyak 5 kali.
- Zona III : Passing samping bola tangan sebnyak 5 kali.
- Zona V : Melakukan shotting sebnyak 5 kali.
e. Apabila Peserta pertama sudah sampai di ujung rintangan dan menyelesaikan permaian, pemain tersebut tos dengan pemain yang ada dibelakang gawang dan bergantian berada dibelakang gawang tersebut sambil menunggu tos dari peserta berikut nya.
f. Pada pos terakhir (pos 4) yaitu melakukan shotting sebnyak 5 x.
g. Peseta harus melakukan tos untuk pergantian pemain.
5. Jalannya permainan.
a. Peserta di bagi menjadi 2 barisan sesuai dengan jumlah lapangan, kemudian di pagi lagi menjadi 4 kelompok, 2 kelompok pertama main dan 2 kelompok lagi sebagai sporter.
b. Permaian ini dilakukan berkelompok yang saling bekerja sama, setiap kelompok terdiri dari 6 orang atau lebih.
c. Setiap peserta harus melewati zona-zona rintangan yang sudah ditentukan untuk mencapai ujung rintangan dan saling bergantian dengan teman satu tim, peserta yang terakhir harus berlari ke garis start dengan membawa bendera. (yang pertama selesai dinyatakan sebagai pemenang).
- Zona yang pertama (lari bolak-balik sebnyak 5 kali)
- Zona yang kedua (passing atas sebnyak 5 kali)
- Zona yang ke tiga (passing samping sebanyak 5 kali)
- Zona yang ke Empat (shotting sebanyak 5 kali)
d. Dalam melewati zona-zona rintangan yang sudah ditentukan harus melewatinya dengan baik dan benar.
e. Setelah selesai melewati rintangan peserta melakukan tos dengan satu peserta yang berada di belakang gawang.
f. Peserta yang di belakang gawang, berlari dengan membawa bola dan menaruh nya di zona yang pertama. Dan langsung berlari ke belakang barisan.
6. Penentuan pemenang
Penentuan pemenang dalam permaian ini yaitu kelompok yang paling cepat menyelesaikan permainan dengan pemain terakhir membawa bendera dari belakang gawang ke garis start.
Langganan:
Postingan (Atom)