Minggu, 23 Januari 2011

Ekologi

Ekologi ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk idup lain serta dengan benda mati di dalam lingkungannya disebut ekologi. Ekologi berasal dari 2 kata yunani, oikos artinya rumah atau tempat tinggal dan logos artinya ilmu.
Komponen-komponen yang menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu komponen abiotik (benda tak hidup) dan komponen biotic (mahluk hidup).
a. Komponen Abiotik
1. Udara
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen, oksigen, karbondioksida, dan gas lainnya. Gas nitrogen sebagai penyusun terbanyak.
Unsure nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk membentuk protein dan pesenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung.
Oksigen merupakan gas pembakar dalam prose’s pernapasan (respirasi) yang terjadi di dalam sel dalam menghasilkan energi.
Karbondioksida sangat diperlukan tumbuhan untuk prose’s fotosintesis.
2. Air
sekitar 80-90% tubuh mahluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sei, mencegah sei dari kekeringan, sebagai bahan dalam prose’s fotosintesis, dan sebagai media hidup berbagai mahluk hidup.
3. Mineral
mineral diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut di dalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk menyusun tubuh. Selain itu mineral-mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa tubuh dan mengatur fungsi faal tubuh.
4. Cahaya
cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis. Tampa cahaya matahari tumbuhan tidak dapat hidup dan selanjutnya mahluk hidup yang lain tidak dapat hidup, karena tidak mendapatkan makanan. Oleh karena itu matahari dapat dikatakan sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.
5. Suhu
Mahluk hidup rata-rata dapat hidup dalam kisaran suhu 0 – 40 derajat C. hanya mahluk hidup tertentu yang dapat hidup di bawah suhu 0 derajat C atau diatas 40 derajat C.
b. Komponen Biotik
1. Produser
Semua organisme berhijau daun tergolong produser. Produser meliputi organisme bersel satu, tumbuhan lumut, dan tumbuhn biji. Karena memiliki klorofil, organisme produser ini dapat mengubah zat anorganik menjadi zat organic melalu prose’s fotosintesis.
2. Konsumer
Mahluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organic sendiri disebut hidup sebagai heterotof atau dikatakan sebagai konsumer.
Diantara komsumer terdapat beberapa tingkatan , yaitu herbivor atau konsumen I sebagai pemakan tumbuhan, konsumen II sebagai pemakan konsumaen I, konsumen III sebagai pemakan konsumen II, dan seterusnya.
3. Pengurai
Pengurai atau decomposer adalah mikroorganisme yang berperan sebagai menguraikan tubuh mahluk hidup lain yang telah mati atau sampah. Mahluk hidup yang tergolong pengurai adalah jamur dan bakteri.
4. Detritivor
Sisa-sisa tumbuhsn dan hewan dapat berup serpihan-serpihan kecil yang disebut detritus. Hewan-hewan pemakan detritus disebut detritivor. Di dalam ekosistem terdapat juga hewan kelompok lain, yaitu scavanger, yaitu hewan pemakan bangkai.
2. Interaksi Antar Komponen dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem terjadi interaksi antar semua komponen baik secara lagsung maupun tidak langsung. Tidak ada satu komponen ekosistem yang dapat berdiri sendiri. Interaksi antar individu yang satu dengan yang lain dalam spesies yang sama dalam suatu ekosistem membentuk populasi. Interaksi antar individu di dalam spesies ini di kenal sebagai interaksi intraspesifik.
Interaksi antar populasi dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan kata lain, komunitas terbentuk sebagai akibat adanya interaksi antar komponen biotic dalam suatu ekosistem.
Daur Biogeokimia
Molekul yang singgah di tubuh kita mungkin akan menjadi tubuh hewan pada masa depan. Zat karbon, air, nitrogen, belerang, dan zat-zat lainnya yang diperlukan mahluk hidup secara terus menerus di daur lang dalam ekosistem. Daur Biogeokimia itu diperlukan untuk kelestarian mahluk hidup dan ekosistem.
Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati
Segala sesuatu yang diperlukan oleh mahluk hidup disebut Sumber Daya Alam. Contohnya energi, air, udara, mineral, mahluk hidup, ruang, dan waktu. Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup. Untuk memenuhinya manusia mengambilnya dari lingkungannya.
Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, SDA yang dapat dibedakan menjadi SDA terpulihkan, SDA tak terpulihkan, dan SDA yang tidak habis.
1. SDA yang terpulihkan atau dapat diperbaharui, adalah SDA yang dapat diproduksi secara berkesinambungan seperti tumbuhan, hewan, dan bahan sintetik.
2. SDA yang tak terpulihkan adalah SDA yang tidak dapat diproduksi, seperti bijih logam, gas bumi, batubara, dan minyak bumi.
3. Sda yang tak habis adalah SDA yang selalu tersedia sepanjang masa seperti matahari, energi pasang surut, udara, dan air dalam siklus hidrologi.
Meskipun sumber daya alam hayati tergolong sumber daya alam yang dapat diperbahari namun jika pemamfaatannya kurang bijaksana, akan terjadi kepunahan. Oleh karena itu, jumlah yang dimamfaatkan tidak boleh melebihi jumlah individu baru yang dihasilkan.
Lingkungan dan Pencemaran
Manusia, di samping mengambil sumber daya alam yang berlebihan dengan merusak lingkungan, juga melakukan aktivitas yang berdampak negatif terhadap lingkungan antara lain, menimbulkan pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, maupun suara.
Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting yang tinggi. Keseimbangan ini ditentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan energi yang digunakan, seimbang antara bahan makanan yang terbentuk dengan yang digunakan, seimbang antara factor abiotik dan biotic.
a. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Sistem lingkungan itu memiliki daya lenting, yaitu daya atau kemampuan untuk pulih dari kerusakan. Daya lenting itu tergantung pada tingkat kerusakan.
Di samping lingkungan itu memiliki daya lentig, juga memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk menjaga kehidupan di dalamnya agar mahluk hidup dapat hidup dan tumbuh secara wajar.
b. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan oleh manusia dengan memamfaatkan teknologi. Misalnya suatu areal dapat mendukung hanya 500 ekor sapi, daya dukung ini dapat di tingkatkan menjadi 750 ekor, misalnyadengan pemupukan dan pemberian air agar rumput tumbuh lebih subur.
Kerusakan lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan. Bahan pencemar tersebar melelui jarring-jaring makanan dan siklus biogeokimia yang melintas wilayah Negara dan benua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar