Minggu, 23 Januari 2011

KESEHATAN MENTAL


Kesehatan merupakan suatu tolak ukur kemajuan jasmani dan rohani. Di jaman era globalisasi sekarang ini yang tentunya di ikuti dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sector kehidupan manusia, begitu pula permasalahanya juga semakin meningkat yang terkait dengan kesehatan masyarakat
Di dalam kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat sekarang ini,gangguan jiwa dan penyakit jiwa adalah akibat dari tidak mampunya orang menghadapi kesukaran – kesukarannya dengan wajar,atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.

2.1  PENYESUAIAN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL
Sebelum membicarakan gangguan dan penyakit jiwa, sebaiknya lebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu, dan cara – cara menyesuaikan diri yang dilakukan secara tak sadar. faktor – faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain;
a.       Frustasi (tekanan perasaan)
b.      Konflik (tekanan batin)
c.       Kecemasan
2.1.1        Frustasi (tekanan mental)
Frustasi suatu proses yang menyebabkam orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keninginannya. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai yang diinginkannya itu. Anak kecilppun sudah mulai dihadapkan kepada berbagai kebiasaan yang diharuskan oleh orang tuanya. Misalknya makan, tidur, bermain, buang air dan sebagainya harus pada waktu dan tempat tertentu. Semakin besar si anak, semakin banyak pula faktor-faktor frustasi yang dialaminya.
Orang yang sehat mentalnya akan menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima frustasi itu buat sementara, sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkannya mencapai keinginan itu. Tetapi  jika orang tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara yang wajar, maka ia akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara lainnya, tanpa mengindahkan orang dan keadaan sekitar(misalnya dengan kekerasan). Atau ia berusaha mencari kepuasaan dalam khayalan(lamunan). Dan apabila rasa tertekan itu sangat berat sehingga tidak bisa diatasinya, maka mungkin akan mengakibatkan gangguan atau penyakit jiwa pada orang tersebut.
Jadi frustasi itu adalah disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap situasi. Tanggapan itu dipengaruhi oleh kepercayaan kepada diri sendiri dan kepercayaan kepada lingkungan.
Kepercayaan kepada diri itu timbul apabila setiap rintangan atau halangan dapat dihadapi dengan sukses. sukses yang dicapai itu akan membawa kepada kegembiraan, dan kegembiraan akan menumbuhkan kepercayaan kepada diri.
Tapi sebaliknya orang yang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya, akan merasa kecil hati dan kecewa, sehingga lama-kelamaan akan berkurang kepercayaan dalam dirinya. Dengan demikian kepercayaan kepada diri sendiri itu ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Sukses  dan suasana yang menggembirakan akan menambah kepercayaan kepada diri dan akan mempengaruhi pula kemungkinan sukses di masa-masa yang akan datang.
Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi-frustasi ringan tidak akan terasa sama sekali. tapi sebaliknya, orang yang kurang kepada dirinya akan sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan. Apabila situasi lingkungan dapat member kepuasan dan menjamin tercapainya keinginan-keinginannya, maka akan timbulah kepercayaan terhadap lingkungan itu dan selanjutnya merasa optimis dan sengan kepada lingkungan tersebut. Tapi apabila faktor-faktor ligkungan itu sering menghambat dan menekan keinginan, maka akan berkuranglah kepercayaan terhadap lingkungan ersebut dan selanjutnya akan dirasakan bahwa lingkungan itu tidak member kepuasan, bahkan sebaliknya mengecewakan.
2.1.2        Konflik (pertentangan batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. konflik itu dapat dibagi kepada beberapa macam, yaitu:
Pertama; Pertentangan antara dua ahli yang diingini, tapi tidak mungkil diambil keduanya.
Kedua; Pertentangan antara dua hal, yang pertama diingini. Konflik terjadi apabila terdapat dua macam keinginan yang bertentangan satu sama lain atau dua hal yang saling menghalangi antara satu dengan ang lainya.
Ketiga; Pertentangan antara dua hal yang tidak diingini yaitu orang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.
2.1.3        Kecemasan (anxiety)
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yangbercampur baur, yang terjadi ketika orangsebang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).Kecemasan itu mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam dan sebagainya. Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan penyakit jiwa, dan ada bermacam-macam pula .
Pertama; Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya.
Kedua; Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dlam beberapa bentuk.
Ketiga; Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Bermacam-macam cara yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tertekan, pertentangan batin dan kecemasan itu. Perasaan-perasaan seperti itu sangat mengurangi rasa bahagia sehingga kadang-kadang orang terdorong melakukan sesuatu untuk menghilangkan perasaan yang tidak enak itu. Cara yang terbaik untuk menghilangkan ketegangan batin ialah dngan jalan menghilangkan sebab-sebabnya. Tapi tidak semua orang sanggup mengatasinya dengan cara tersebut, dan mencari jalan lain yang kurang sehat yaitu berupa usaha-usaha yag tidak disadari.
Cara tersebut antara lain:
1.       Pembelaan
Usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhny tidak masu akal, dinamakan pembelaan.
2.       Proyeksi
Adalah menimpakan sesuatu yang tersa dalam dirinya kepada orang lain, terutama tindakan, pikiran, atau dorongan-dorongan yang tidak masuk akal sehingga dapat diterima dan kelihatanya masuk akal.
3.      Identifikasi
Adalah kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut merasakan sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai oleh orang lain.
4.      Hilang Hubungan (disassosiasi)
Seharunya perbuatan, pikiran dan persaan orang berhubungan satu sama lain. Apabila orang merasa bahwa ada seseorang yang dengan sengaja menyinggung perasaanya, maka ia akan marah dan menghadapinya dengan balasan yang sama. dalam hal ini perasaan, pikiran dan tindakan adalah saling berhubungan dengan harmonis. Akan tetapi keharmonisan itu mungkin hilang akibat pengalaman-pengalaman yang dilalui waktu kecil.
5.      Reprensi
Adalah tekanan untuk melupakan hal-hal dan keinginan-keinginan yang tidak disetujui oelh hati nuraninya.
6.      Substitusi
Adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesukaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar